Berdialog Dengan Jin Muslim(Siri 1)
‘Kerana Engkau telah menghukum aku tersesat, aku benar-benar akan menghalangi mereka daripada jalan Engkau yang lurus. Kemudian aku akan mendatangi mereka dari hadapan dan dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).’” (Al-‘Araf: 16-17)
Pendahuluan
Didalam sebuah buku yang berjudul Hiwar Shahafiy Ma’a Jinni Muslim yang ditulis oleh seorang pengkaji muslim dari Saudi Arabia Muhammad Isa Daud. Dengan perantara tubuh manusia beliau telah berhasil melakukan percakapan dengan Jin yang beragama islam, dan mengabadikan dalam sebuah buku.
Muhammad Isa Daud seorang pengkaji yang telah lama melakukan kajian berkenaan dengan hadis-hadis akhir zaman dan peristiwa-peristiwa misteri termasuklah segitigabermuda,UFO dan sebagainya.Beliau melakukan kajian berpandukan Al-qur'an dan hadis Rasulullah serta kitab-kitab kuno yang diperolehinya dari pelbagai sumber .
Jin muslim yang berdialog dengan penulis tersebut berasal dari Bombay, India. Sebelumnya dia adalah pemeluk agama lain. Berumur 180 tahun menurut pengakuannya. Jin tersebut adalah pemimpin besar, punya pengaruh dan wibawa dikalangannya, Setelah dia masuk Islam, diikuti pula oleh sekitar sepuluh ribu Jin, yang merupakan pengawal-pengawal dan pendampingnya.
Demikian adalah salinan dari buku tersebut yang diterjemahkan dlm bahasa indonesia.
Hendaknya tidak ada seorang pun di antara pembaca yang beranggapan bahwa penulis menyodorkan hadiah ilmiah ini dengan mudah. Sebab penulispun telah menghabiskan dana yang cukup besar, semaksimal yang dapat disediakan untuk menghadirkan Jin Muslim yang selalu menjauhkan diri dari saya selama masa persembunyiannya.
Penulispun harus memeras keringat dan otak dalam berbagai diskusi saya dengannya, karena dia tidak bersedia memenuhi undangan saya. Dia betul-betul takut akan usaha pembunuhan terhadap dirinya yang dilakukan oleh Iblis dan pengikut-pengikutnya,bimbang kalau-kalau dia dibunuh kerana mendedahkan rahsia-rahsia iblis dan Dajjal. Karenanya, terkadang dia berpura-pura tertidur, untuk menghindarkan diri dari kepungan musuh-musuhnnya.
“Sesungguhnya syaitan adalah musuh bagi kamu. Maka jadikanlah ia sebagai musuh.” (Fatir: 6)
Akhirnya, keyakinan dan kepercayaan saya kepada Allah jugalah yang bisa meyakinkan dirinya untuk menemui saya. Saya juga harus mengajarkan kepadanya akidah, seraya menegaskan bahwa barangsiapa takut kepada Allah, maka Allah akan menjadikan segala sesuatu takut padanya. Sedangkan orang yang tidak takut kepada Allah, maka Allahpun akan menjadikan dirinya takut kepada segala sesuatu.
Lantas,terjadilah dialog berikut ini:
(huruf ‘J’ adalah Jin. Sedangkan ‘P’ adalah untuk Penulis)
P: “Pernahkah engkau melihat Iblis?” Tanya saya
J: “Pernah, sekali ketika saya masih kecil, dan beberapa kali ketika saya sudah remaja dan sebelum saya memeluk agama Islam.”
P: “Untuk apa engkau menghadap Iblis, padahal saat itu engkau masih
kecil?”
J: “Aku tidak pergi menemuinya atas kemauanku sendiri. Tetapi ayahkulah yang mengajakku menemuinya, agar dia (Iblis) memberikan berkahnya kepadaku.”
-jika readmore tdk berfungsi klik pada tajuk untuk membaca entry penuh -
No comments:
Post a Comment